Rabu, 09 Mei 2012
Rumah itu Nikmat
Rumah merupakan nikmat Allah yang cukup besar manfaatnya, menenangkan jiwa, melindungi jasad, harta, dan keluarga. Akan tetapi, apabila disalahgunakan, nikmat rumah bisa berbalik menjadi bala' dan laknat. Kalau begitu, bagaimana agar rumah kita tetap mendapatkan berkah? Ikuti pembahasan berikut ini.
Makna Ayat Secara Umum
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di berkata, “Allah mengabarkan nikmat yang diberikan kepada hamba-Nya agar kamu bersyukur dan menyadari bahwa semua nikmat hanya dari Allah. Dialah yang menjadikan rumah, istana, dan semisalnya agar kamu, anakmu, dan hartamu terlindung dari panas terik matahari dan hujan, kamu buat rumah itu beberapa kamar. Banyak sekali nikmat yang kamu dapati di rumahmu, semua itu untuk kebaikan dirimu, keluargamu, dan hartamu, serta agar dirimu terhormat; dan masih banyak faedah lainnya. Allah juga menjadikan rumah kemah dari kulit binatang ternak dan bulunya untukmu juga, kamu merasa ringan membawanya pada saat kamu bepergian dan kamu mudah tinggal di mana tempat yang kamu sukai. Dengan rumah yang ringan itu kamu dan hartamu terlindungi dari panas matahari, angin dingin, dan air hujan. Dengan kulit dan bulu unta dan bulu kambing, kamu bisa membuat hamparan, baju, bejana, dan lainnya, tetapi itu semua hanya untuk sementara sampai kita meninggal dunia. Ini semua sebagai bukti kekuasaan Allah yang menunjukkan bahwa Allah Maha Pengasih kepada hamba-Nya.”
Nikmat Kepemilikan Rumah
Bukankah orang yang memiliki atau menempati rumah lebih tenang dan terjaga dirinya daripada yang tidak punya rumah. Rumah adalah tempat kita makan dan minum, menikah, tidur, menenangkan pikiran, dan mengistirahatkan badan yang capek selepas bekerja.
Rumah merupakan tempat bercanda dengan keluarga, bersenang-senang dengan istri, menyimpan barang berharga, melindungi dari berbagai macam bencana yang diakibatkan angin, hujan, dan terik panas matahari. Bandingkan dengan dirimu ketika sedang bepergian, seperti apa pikiranmu jika tidak menjumpai penginapan? Bandingkan dirimu dengan orang yang tidak punya rumah, hidupnya di bawah jembatan, di trotoar, atau di pinggir jalan; bukan hanya terancam badannya karena kedinginan, kepanasan, dan dinginnya angin malam, melainkan terancam pula hartanya. Sudahkah kita bersyukur kepada Allah atas nikmat berupa rumah?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar