Minggu, 29 April 2012

Karakter Pendidikan Akhlak dalam Pendidikan Islam

Kecanggihan teknologi semakin hari semakin melaju pesat. Dalam zaman globalisasi seperti sekarang ini, tidak heran jika gerak laju ilmu pengetahuan semakin pesat. Berbagai informasi dapat dengan mudah kita akses. Jaman bergerak adalah sebutan yang tepat mengenai hal ini, karena arus informasi terus bergerak mengiringi laju perputaran bumi.

Salah satu bukti bahwa kecanggihan teknologi semakin pesat adalah dengan adanya dunia hiburan yang kian banyak dan marak menjamur. Di perdesaan saja dapat dengan mudah dijumpai game online dan tempat-tempat itu pun ramai dikunjungi. Menurut Dhimam Abror Dj., globalisasi memang membawa banyak keuntungan, salah satunya dalam dunia hiburan. Namun sebenarnya globalisasi memendam persoalan yang kompleks, bahkan lebih kompleks daripada persoalan IMF.

Meskipun kemajuan teknologi membuat kemajuan dalam berbagai bidang dan salah satunya dalam bidang informasi, ternyata juga membawa dampak negatif dalam perkembangan akhlak. Tentunya hal ini tidak lepas dari era keterbukaan yang akomodatif terhadap akulturasi budaya sehingga masyarakat sulit menyaring budaya luar yang begitu cepat menjajah. Dan tanpa disadari akulturasi budaya ini memberikan akibat yang sangat mengerikan berupa dekadensi moral.

Melihat realita seperti itu, maka pendidikan seharusnya lebih serius menanggapi hal tersebut. Sejarah telah memperlihatkan bahwa pendidikan Islam tidak menolak Iptek karena pada prakteknya pendidikan Islam akan selalu bersentuhan dengan lingkungan sekitar. Dalam situasi seperti sekarang ini, dimana dekadensi moral terjadi di mana-mana, maka disamping penanganan yang berdasarkan logika, juga harus dilakukan penanganan secara arif yaitu dengan pendekatan norma etika dan moral keagamaan.

Zakiyah Darajat menjelaskan, hendaknya pendidikan diberikan dalam jangkauan anak yaitu pendidikan yang bersifat nyata dan konkret yang dapat dilakukan dengan pembiasaan dalam sikap keseharian. Dengan pembiasaan akan timbul sebuah kata hati yang nantinya akan menjadi kontrol bagi setiap perbuatannya. Dengan demikian pendidikan tentang norma etika dan moral keagamaan akan sangat tepat jika diberikan sejak masa kanak-kanak.

Untuk itu, ada beberapa karakter metode dalam pendidikan Islam yang harus diperhatikan.
Pertama, mempermudah. Pada dasarnya metode pendidikan yang digunakan oleh pendidik adalah menggunakan suatu cara yang memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk menghayati dan mengamalkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sekaligus mengidentifikasi dirinya dengan nilai-nilai yang terdapat dalam ilmu pengetahuan dan dan keterampilan tersebut.

Kedua, berkesinambungan. Berkesinambungan dijadikan sebagai salah satu prinsip metode pendidikan Islam karena dengan sesuatu yang berkesinambungan maka akan terjadi suatu proses yang sistematis. Karena Pendidikan Islam adalah sebuah proses yang akan berlangsung secara terus-menerus. Metode pendidikan yang digunakan pada masa lalu tidak hanya ditinggalkan begitu saja. Namun ia dijadikan sebagai landasan dan pijakan pada waktu sekarang yang sedang digunakan, sementara metode sekarang yang sedang digunakan menjadi dasar perencanaan bagi metode berikutnya dan demikian seterusnya.

Ketiga, fleksibel dan dinamis. Metode pendidikan Islam haruslah digunakan dengan prinsip fleksibel dan dinamis. Karena dengan kefleksibelan dan kedinamisan tersebut pemakaian suatu metode tidak akan dirasa monoton dengan hanya menggunakan satu metode saja. Pendidik bisa lebih mengembangkan variasinya dalam mendidik. Karena dengan prinsip ini diharapkan akan muncul metode-metode baru hasil kreatif dari pendidik-pendidik Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar